Zaid bin Khalid al Juhani r.a. mengkhabarkan. "Seseorang bertanya kepada Nabi saw. mengenai barang penemuan di jalan. Kata Nabi, "Kenalilah pengikat dan karungnya (ciri-cirinya). Kemudian beritahukan kepada khalayak ramai dalam tempoh satu tahun. Sesudah melalui satu tahun boleh engkau pergunakan. Tetapi kalau datang yang punya memintanya, berikan atau bayarlah kepadanya." Bertanya pula orang itu, "Bagaimana kalau yang ditemukan itu unta, ya, Rasulullah?" Rasulullah kelihatan marah mendengar pertanyaan itu, sehingga merah mukanya. Beliau berkata, "Apa perlunya engkau ambil unta itu. Bukankah dia mempunyai kantong air dan sepatu. Ia sendirinya, sanggup minum dan mencari makan dari daun-daun kayu. Biarkan saja unta itu sampai ditemukan oleh yang punya." Tanya orang itu pula, "Kalau kambing, bagaimana?" Jawab Rasulullah, "Untuk kamu, atau untuk saudara mu, ataukah untuk serigala?"

Mewartakan kepada kami Suwaid bin Sa'id, mewartakan kepada kami 'Ali bin Mus-hir, mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Urwan, dari ayahnya, dari 'Aisyah, dia berkata: Rasulullah SAW. mengahwini aku. sedangkan aku masih berumur 6 (enam) tahun. Kami tiba di Madinah, lalu kami tinggal pada Bani Al-Harits bin Al-Khazraj. Saya sakit panas. Rambutku pada rontok, sehingga banyak sekali rambut yang jatuh dari dua pundak. Kemudian ibuku, Ummu Ruman, mendatangi-ku. Sedang aku berada di Urjuhah (Yaitu permainan anak-anak yang berupa kayu, tengahnya di tempat yang tinggi. Mereka duduk di kedua ujungnya, serta mereka menggerak-gerakkan bila ujung sebelahnya turun, maka ujung yang lainnya naik ke atas. Begitu sebaliknya). Dan aku bersama teman-teman wanita. Ibuku berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya, dan aku tidak mengerti apa yang dia kehendaki. Kemudian dia memegang tanganku, lalu menghentikan aku di depan pintu. Sementara nafasku tersengal-sengal, sehingga nafasku menjadi tenang -normal-. Kemudian dia mengambil air dan mengusapkannya di wajah dan kepalaku. Kemudian dia memasukkan aku ke dalam rumah. Maka tiba-tiba ada beberapa wanita Ansar berada di rumah. Maka selanjutnya, para wanita berkata: Semoga memperoleh kebajikan dan barakah dan semoga menemukan kebajikan. Lalu dia -ibuku- menyerahkan aku kepada mereka. dan mereka memperbaiki keadaan diriku. Selanjutnya, tidak ada yang mengejutkan aku kecuali datang Rasulullah SAW. di waktu dhuha. Kemudian ibuku menyerahkan aku kepada beliau, dan aku pada waktu itu berusia 9 (sembilan) tahun.

Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Suku Khuza'ah membunuh seorang laki-laki dari Bani Laits, di tahun penaklukan Mekah, sebagai pembalasan dibunuhnya orang suku Khuza'ah oleh Bani Laits. " Ketika kejadian itu diberitakan orang kepada Nabi, lalu dinaikinya untanya dan berpidato, "Sesungguhnya Allah melindungi negeri Mekah ini dari pembunuhan atau dari gajah, dan memberi kekuatan kepada Rasulullah dan orang-orang mukmin untuk menaklukkannya. Ketahuilah! tidak dihalalkan kepada seorang pun sebelumku dan sesudahku berperang di negeri ini, " kecuali hanya kepada ku sesaat di siang hari penaklukan. Tidak boleh dicabut rumputnya, dan tidak boleh ditebang pohon kayunya, dan tidak boleh pula diambil barang orang yang tercecer, kecuali untuk maksud memberi tahukannya. Barangsiapa terbunuh, maka keluarganya boleh memilih antara dua: Minta diyat (denda) atau menuntut balas (pembunuhan). Lalu datang seorang penduduk Yaman dan berkata, "Tuliskanlah untuk saya ya, Rasulullah!" Sabda Nabi, ''Tuliskan untuk si Fulan itu!" Kemudian berkata pula seorang laki-laki dari suku Quraisy, "Tidak boleh dicabut selain dari izkhir, ya, Rasulullah! kerana izkhir itu kami pakai di rumah dan di kuburan kami." Jawab Nabi, "Ya, selain izkhir."

Diceritakan dari Hudzaifah r.a., bahawa Nabi saw. apabila berdiri hendak solat tahajjud tengah malam, lebih dahulu beliau membersihkan mulutnya dengan siwak (sikat gigi dari kayu).

Mewartakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad AzZuhriy; mewartakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah, dari Ibnu Jad'an, dia mendengarnya dari Al-Qasim bin Rabi'ah, dari Ibnu 'Umar, bahawasanya Rasulullah saw. berdiri (untuk berkhutbah), pada hari Path Mekah, dan beliau berada di atas tangga Ka'bah. Beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya, lalu bersabda: "Al-hamdu lillaahilladzie shadaqa wa'dah wa nashara 'abdah wa hazamal-ahzaaba wahdah". Artinya: Segala puji bagi Allah, Yang telah menyempurnakan janji-Nya, Yang telah menolong hamba-Nya, dan Yang telah menghancurkan pasukan yang bersekutu dengan sendiri-Nya. Ketahuilah, bahawa orang yang terbunuh dengan cambuk dan orang yang terbunuh dengan tongkat kayu, diyatnya adalah seratus ekor unta. Diantaranya (harus ada) empat puluh khalifat yang diperutnya ada anaknya. Ketahuilah, bahawa semua kebanggaan yang pernah ada di masa Jahiliyyah dan setiap tuntutan darah terletak di bawah dua kakiku ini (adalah batal), kecuali dalam urusan menjaga Ka'bah dan memberi minum orang-orang yang berhaji. Ketahuilah, sesungguhnya aku telah meneruskan dua urusan itu kepada ahli yang berhak mengurusnya sebagaimana dahulu".

Mewartakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar; mewartakan kepada kami Muhammad bin Katsir; mewartakan kepada kami Sulaiman bin Katsir, dari 'Amr bin Dinar, dari Thawus dari Ibnu 'Abbas, dia merafa' kan hadis ini kepada Nabi saw., beliau bersabda: "Barangsiapa membunuh kerana hal yang tidak jelas atau kerana mempertahankan diri dengan batu atau cambuk atau tongkat kayu, maka dia harus membayar diyat bagi pembunuhan yang tak sengaja. Dan barangsiapa membunuh dengan sengaja, maka dia harus dibalas (bunuh). Dan barangsiapa menghalangi wali orang yang dibunuh menuntut balas, maka dia akan dilaknat Allah, Malaikat serta manusia seluruhnya. Tidak akan diterima daripadanya taubat maupun tebusan".

Dari Jabir bin Abdullah r.a., katanya seorang wanita Ansar bertanya kepada Rasulullah saw., katanya: "Ya, Rasulullah! Bolehkah saya buatkan untuk Tuan sebuah bangku tempat duduk bagi Tuan? Kerana saya mempunyai seorang anak muda tukang kayu." Sabda Nabi saw., "Kalau anda mahu, silakan!" Kata wanita itu, "Maka saya buatkan sebuah mimbar untuk beliau. Pada hari Jumaat, Nabi saw. duduk di mimbar itu. Pohon kurma yang berada di samping beliau berkhutbah itu berteriak sehingga hampir belah. Nabi saw. turun, lalu beliau pegang pohon kurma itu dan mendakapnya". Pohon kurma itu pun menangis seperti tangisnya anak kecil yang didiamkan (ibunya). (Beliau mendakapnya) sampai kurma itu tenang. Sabda Nabi, "Ia menangis seperti itu, kerana mendengar apa-apanya dari zikir (pelajaran)."

Dari Ali r.a. katanya: Kami duduk bersama Nabi saw. dan di tangan beliau ada sepotong kayu yang dicocok-cocokkannya ke tanah dan di tunggang balikkannya, lalu beliau bersabda: "Setiap kamu telah ditentukan tempatnya dalam neraka atau dalam syurga." Di antara orang banyak itu ada yang bertanya: "Apakah tidak lebih baik kita menyerah saja Ya Rasulullah?" Jawab Nabi: "Tidak boleh, melainkan hendaklah kamu bekerja dan setiap orang memperoleh kemudahan." Kemudian beliau membacakan ayat: "Adapun orang yang memberi dan bertakwa serta membenarkan hal yang baik, akan Kami mudahkan baginya hal mudah (kebaikan). Tetapi orang yang kikir dan merasa dirinya serba cukup serta mendustakan hal yang baik, akan Kami mudahkan baginya hal yang sulit (kejahatan)."

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, mewartakan kepada kami 'Abdul-Wahhab Ats-Tsaqafiy, dari Ayyub, dan Muhammad bin Sirin, dari Ummu 'Athiyah, dia berkata: Rasulullah SAW. mengunjungi kami, sedangkan kami memandikan jenazah putri beliau, yaitu Ummu Kultsum. Beliau berkata: "Mandikanlah dia, tiga, atau lima kali, atau lebih dari itu, bila kalian memandang perlu: -dimandikan dia- dengan air dan kayu bidara. Dan jadikanlah pada yang terakhir kali dicampur kapur-barus atau sedikit kapur barus." Maka bila kalian selesai, maka beritahukanlah kepadaku." Selanjutnya, ketika kami sudah rampung, maka kami memberitahukan kepada beliau. Lalu beliau memberikan kainnya kepada kami. Beliau bersabda: "Bungkuslah dia dengan kain itu."

Mewartakan kepada kami Ahmad bin Sa'id Ad-Darimiy mewartakan kepada kami Abu 'Ashim; mengkhabarkan kepadaku Ibnu Juraij; mewartakan kepadaku 'Amr bin Dinar, bahawasanya dia mendengar dari Thawus, dari Ibnu 'Abbas, dari 'Umar bin Al-Khaththab, bahawasanya dia minta kepada orang-orang untuk memberitahu dia mengenai keputusan Nabi saw. dalam perkara itu, yakni pada janin (yang dibunuh). Maka Hamal bin Malik bin An-Nabighah berkata: "Aku berada diantara dua orang istriku. Salah seorang diantara mereka memukul yang lain dengan kayu dari tiang khemah, sehingga mati dan membunuh janinnya juga. Lalu Rasulullah saw. memutuskan pada janin yang mati diyatnya seorang hamba, yaitu hamba laki-laki. Dan supaya perempuan tersebut dibunuh dengan sebab itL'.